K-On Tsumugi KotobukiK-On Tsumugi Kotobuki

Sabtu, 12 Maret 2016

Sejarah Goa Jatijajar Kebumen dan Legenda Lutung Kasarung

Goa Jatijajar Kebumen dan Legenda Lutung Kasarung



Goa Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan telah diketemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani yang memiliki tanah diatas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang, ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Goa tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. 
Soal asal muasal Goa Jatijajar memang tidak banyak orang yang mengetahui secara persis, ada dua versi mengenai asal usul Goa Jatijajar. 
Pertama, setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itu lalu ditemukan istilah Jatijajar, dari kata jati yang sejajar.

Versi kedua, saat Kamandaka dikejar-kejar, dari dalam gua ia menyebutkan jati dirinya. Ia mengaku sebagai putra mahkota Pajajaran. Dari kisah itu muncul kata sejatine (sebenarnya) dan Pejajaran. Nama Gua Jatijajar lalu terkenal hingga saat ini
.
Dari sejumlah tempat wisata di Kabupaten Kebumen, Goa Jatijajar masih menjadi primadona. Terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan Gombong setiap tahun ramai dikunjungi pengunjung terutama saat liburan sekolah atau hari raya Lebaran. Pengunjung yang datang tak selalu dari masyarakat di sekitar Kebumen. Mereka ada pula yang datang dari kota-kota besar di Indonesia, yang tujuannya ingin mengetahui pesona alam di dalam perut bumi.
Goa Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur yang memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Goa Jatijajar pun tak terkecuali.
Menurut cerita rakyat, Goa Jatijajar ini pada jaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. 

Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa. Ketika masuk ke dalam ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus yang gelap dan lembab. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut goa cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.

Banyak keistimewaan yang ditawarkan dari obyek wisata Gua Jatijajar. Di dalam goa terdapat sungai bawah tanah yang masih aktif. Ada juga dua sendang, yakni Sendang Kantil dan Sendang Mawar. Di dua sendang yang bisa didekati pengunjung itu masih dipercayai, yang mau membasuh muka dengan air sendang bisa awet muda.


Aliran Sungai di Dalam Goa Jatijajar
Aliran air dari Sendang Mawar melewati lubang sempit hingga tembus luar goa. Namun pada dasar Sendang Kantil dijumpai lubang sempit memanjang, sehingga menelusuri goa itu harus melalui penyelaman. Masih ada lagi dua sendang, yakni Sendang Jombor dan Puserbumi. Kedua sendang ini dikeramatkan. Hanya dengan izin pengelola, lorong goa itu boleh dilalui. Orang tertentu yang punya keinginan, dengan menaruh sesaji di sendang itu, konon akan dikabulkan doanya.
 
Melihat potensi yang luar biasa maka pada tahun 1975 Gubernur Jawa Tengah waktu itu yaitu Bapak. Suparjo Rustam, Goa Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi Objek Wisata Budaya, sebagai pelaksananya ditunjuk langsung seorang seniman Deorama yang terkenal di Indonesia pada masa itu yang bernama Bapak Saptoto.
Pemda Kebumen membebaskan lahan penduduk setempat seluas 5,5 ha, dengan mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Goa Jatijajar. Setelah selesai proses pembangunan Goa Jatijajar, pengelolaan Objek Wisata tersebut  diserahkan kepada Pemda Kebumen.
Objek Wisata Goa Jatijajar sangat identik dengan Objek Wisata Budaya, karena Goa Jatijajar ada hubungannya dengan sebuah cerita legenda Raden Kamandaka seorang putera makhkota Kerajaan Pajajaran yang bernama asli Banyak Cokro atau Banyak Cakra, yang lebih terkenal sebuah cerita legenda Lutung Kasarung.
Cerita  “Lutung Kasarung”  Di balik Goa JatiJajar
.
Lutung Kasarung adalah sebuah legenda masyarakat Jawa Barat yang cukup terkenal. Pada jaman dahulu kala di daerah Jawa Barat terdapat sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yang berpusat di Kota Bogor sekarang ini. Kerajaan Itu adalah kerajaan Pajajaran,  Tetapi cerita Lutung Kasarung sendiri lebih banyak terjadi di daerah Banyumas. Jawa Tengah  Pada saat itu Raja yang memerintah di Kerajaan Pajajaran adalah Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi sudah lanjut usia saat Itu dan bermaksud untuk mengangkat Putra Mahkotanya untuk menggantikannya sebagai Prabu di Pajajaran.

Diorama yang menceritakan Kisah Lutung Kasarung
Prabu Siliwangi mempunyai tiga Orang Putra dan Satu Orang Putri, ke-3 Putera dan Seorang Puteri ini dia peroleh dari dua Orang Permaisurinya. Dari permaisuri yang pertama Ia mendapatkan dua Orang putra yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil Ibunya telah meninggal.
Sepeninggal isteri pertamanya, maka Prabu Siliwangi akhirnya menikah lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Dewi Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumudangingsih diambil menjadi
permaisuri oleh Prabu Siliwangi, Ia mengadakan sebuah perjanjian, bahwa jika kelak Ia mempunyai putra dari Dewi Kumudaningsih, maka putranyalah yang harus menggantikannya menjadi raja di Pajajaran. Dari perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Siliwangi mempunyai seorang putra dan seorang putri, yaitu Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.
Suatu hari Prabu Siliwangi memanggil putra mahkotanya Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk menggantikan menjadi Raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia. Namun dari kedua putra mahkotanya belum ada satupun yang mau diangkat menjadi Raja di Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cotro mengajukan beberapa alasan, antara lain alasannya adalah: untuk memerintah di Kerajaan Pajajaran Dia belum siap, karena belum cukup ilmu. Untuk memerintah 

di Kerajaan seorang Raja harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum menikah. Banyak Cotro mengatakan bahwa Dia baru akan menikah kalau sudah bertemu dengan seorang Putri yang parasnya mirip dengan paras mendiang Ibunya. Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari Putri yang menjadi idamannya.
Kepergian Banyak Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui Gunung Tangkuban Perahu adalah untuk menghadap seorang Pendeta yang menjadi pertapa yang berdiam di sana. Pendeta itu tidak lain adalah Ki Ajar Winarong, seorang pendeta sakti yang tahu bagaimana agar keinginan Banyak Cotro mempersunting putri yang di idam-idamkannya dapat tercapai.
Setelah berhasil bertemu dengan Ki Ajar Winarong, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Banyak Cotro. Yaitu dia harus rela melepas dan menanggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dan hanya memakai pakaian rakyat biasa. Dan Ia juga harus menyamar dengan nama samaran Arya Kamandaka. Karena keinginannya yang sangat kuat agar mampu mempersunting seorang isteri yang memiliki wajah semirip mendiang Ibunya, maka semua itu Ia jalani dengan senang hati.
Arya Kamandaka mulai berjalan selama berhari-hari dari Tangkuban Perahu menyusuri ke arah timur hingga sampailah Arya Kamandaka di wilayah Kadipaten Pasir Luhur. Secara kebetulan ketika Arya Kamandaka sampai di wilayah Kadipaten Pasir Luhur, Arya Kamandaka betemu dengan Patih di Kadipaten Pasir Luhur itu yang bernama Patih Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua ditambah lagi dia tidak mempunyai anak, maka Arya Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat oleh Patih Reksonoto. Patih Reksonoto sangat mencintainya merasa sangat bangga dan senang hatinya mempunyai putra angkat Arya Kamandaka yang gagah dan tampan.
Adapun waktu itu yang memerintah di Kadipaten Pasir Luhur adalah Adipati Kanandoho. Adipati Kanandoho mempunyai beberapa orang putri yang kesemuanya sudah bersuami terkecuali puterinya yang bungsu yaitu Dewi Ciptoroso. Ketika Arya Kamandaka melihat Dewi Ciptoroso, putri Adipati Kanandoho yang mempunyai wajah sangat mirip dengan mendiang Ibu dari Arya Kamandaka. Segeralah Arya Kamandaka tersadar bahwa dia telah menemukan apa yang dicarinya selama Ini.
Adalah suatu kebiasaan tahunan dari Kadipaten Pasir Luhur, bahwa setiap tahun di Kadipaten Pasir Luhur selalu diadakan upacara menangkap ikan di Sungai Logawa. Dalam upacara ini, semua anggota keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta seluruh pembesar dan pejabat pemerintah di Kadipaten Pasir Luhur turut menangkap ikan di Kali Logawa.
Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di Kali Logawa, tanpa diketahui oleh sang patih, Arya Kamandaka secara diam-diam mengikutinya dari belakang. pada kesempatan inilah Arya Kamandaka dapat bertemu langsung dengan Dewi Ciptoroso dan bak gayung bersambut mereka berdua saling jatuh cinta. Dewi Ciptoroso meminta agar Arya Kamandaka pada malam harinya datang untuk menjumpai Dewi Ciptoroso di taman kaputren kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Pada malam harinya Arya Kamandaka dengan diam-diam tanpa seijin dan sepengetahuan Patih Reksonoto pergi menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah menanti kedatangan Arya Kamandaka.
Keberadaan Arya Kamandaka di taman kaputren Kadipaten Pasir Luhur bersama Dewi Ciptoroso, ternyata diketahui oleh para prajurit kadipaten, hal ini kemudian dilaporkan oleh kepala pasukan kepada Adipatih Kandandoho. Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap penyusup tersebut. Namun karena kesaktian yang dimiliki oleh Arya Kamandaka, maka Arya Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan prajurit Kadipaten Pasir Luhur. Sebelum Arya Kamandaka meloloskan diri dari taman kaputren, Ia masih sempat mengatakan identitasnya. Bahwa Ia adalah anak angkat Patih Reksonoto yang bernama Arya Kamandaka.
Berita tentang pengakuan ini dilaporkan kepada Adipatih Kandandoho, maka kemudian Patih Reksonoto pun dipanggil dan diminta harus menyerahkan putranya Arya Kamandaka. Perintah ini walaupan dengan hati yang sangat berat akhirnya dilaksanakan juga oleh Patih Reksonoto. namun dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Arya Kamandaka berhasil lari dan selamat dari pengejaran para prajurit Kadipaten Pasir Luhur.
Arya Kamandaka terjun kedalam sungai dan terus menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit kadipaten yang mengejar, dilaporkan kepada Adipati Kanandoho bahwa Arya Kamandaka sudah mati didalam sungai. Mendengar berita ini Adipatih Kanandoho merasa lega dan puas. Dewi Ciptoroso ketika mendengar berita ini sangatlah sedih mengetahui pria yang dicintainya telah tiada.
Sepanjang malam pengejaran itu Arya Kamandaka terus menyelam mengikuti arus sungai hingga bertemu dengan seorang yang bernama rekajaya yang sedang memancing di Sungai. Arya Kamandaka dan Rekajaya kemudian menjadi teman baik dan menetap di Desa Panagih. selama di Desa ini Arya Kamandaka kembali diangkat anak oleh Mbok Kertosuro, seorang janda miskin yang hidup di Desa tersebut.
Arya Kamandaka menjadi seorang penggemar Adu Ayam. Mbok Kertosuro mempunyai seekor Ayam Jago yang dia beri nama mercu. Dalam setiap penyabungan Ayam yang diikuti oleh Arya Kamandaka, Ia selalu menang. Nama Arya Kamandaka menjadi sangat terkenal dikalangan pebotoh Ayam. Hal ini akhirnya sampai juga ke telinga Adipatih Kanandoho, mengetahui kalau Arya Kamandaka belum mati membuatnya sangat marah dan murka. Adipatih Kanandoho kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Arya Kamandaka baik hidup atau mati.
Pada saat itu datanglah seorang pemuda tampan yang mengaku dirinya bernama Silihwarni, Silihwarni berkeinginan mengabdikan diri kepada Adipati Pasir Luhur. Permohonannya di terima oleh sang sdipati dengan syarat Ia hanya akan diterima apabila berhasil membunuh Arya Kamandaka. Untuk membuktikan kalau Arya Kamandaka telah berhasil dibunuh maka Ia harus membawa darah dan hati Arya Kamandaka.
Silihwarni ternyata hanyalah sebuah nama samaran, Silihwarni bukan lain adalah Banyak Ngampar putra Prabu Siliwangi yang adalah adik kandung dari Banyak Cotro atau Arya Kamandaka. Silihwarni oleh Ayahnya ditugaskan untuk mencari Banyak Cotro saudara kandungnya sudah lama pergi dan belum kembali, Ia dibekali oleh ayahnya dengan pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya dan dalam menyamar Ia memakai nama Silihwarni dan berpakaian seperti rakyat biasa. Karena Silihwarni mendengar kabar bahwa kakaknya berada di wilayah Kadipaten Pasir Luhur, maka Ia pun pergi kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari adipatih, pergilah Ia dengan diikuti beberapa orang prajurit Kadipaten dan Anjing pelacak menuju ke Desa Karang Luas, tempat arena penyabungan Ayam.
Ditempat inilah kedua kakak beradik ini bertemu, namun keduanya sama - sama sudah tidak saling mengenal lagi, karena Silihwarni yang menyamar menggunakan pakaian rakyat biasa sedangkan Arya Kamandaka memakai pakaian sebagai pebotoh Ayam. Terjadilah pertarungan sengit antara Arya Kamandaka dan Silihwarni, tanpa disadari oleh Raden Kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan Keris Kujang Pamungkasnya. Luka goresan keris itu menyebabkan darah mengalir dengan derasnya. Namun lagi - lagi Arya Kamandaka dapat meloloskan diri dari bahaya, tempat itu pun kemudian diberi nama Desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.
Ketika luka Arya Kamandaka semakin mengeluarkan darah, Iapun memutuskan untuk beristirahat sebentar disuatu tempat, maka tempat itu dinamakan bancaran. Larinya Arya Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit kadipaten. Sampai suatu tempat Arya Kamandaka berhasil menangkap Anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu di beri nama Desa Karang Anjing. Arya Kamandaka terus berlari kearah timur dan sampailah Arya Kamandaka pada sebuah jalan buntu dan tempat ini Ia beri nama Desa Buntu. Akhirnya Arya Kamandaka sampai disebuah goa. Didalam goa Ini Arya Kamandaka beristirahat dan bersembunyi dari Kejaran Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar akhirnya kehilangan jejak sampai di goa  tempat Arya Kamandaka beristirahat, kemudian Silihwarni berseru menantang Arya Kamandaka. Mendengar tantangan Silihwarni, Arya Kamandaka pun menjawab dan Ia mengatakan identitasnya yang sebenarnya, bahwa Ia adalah putra dari Kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro. Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa Ia juga adalah putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama banyak ngampar. demikian kata-kata Ayang pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka adalah putra Pajajaran. Kemudian mereka berdua berpelukan dan saling memaafkan, goa itu akhirnya diberi nama GOA JATIJAJAR.
Namun karena Silihwarni harus pulang dan membawa bukti hati dan darah Arya Kamandaka, maka dibunuhnyalah Anjing pelacak kemudian dipotong diambil darah dan hatinya, sebagai bukti bagi Adipati Kanandoho kalau itu adalah hati dan darah Arya Kamandaka yang berhasil dibunuhnya. Arya Kamandaka kemudian bertapa di dalam Goa Jatijajar dan mendapat petunjuk bahwa niatnya untuk mempersunting Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau Ia sudah mendapat pakaian lutung dan Arya Kamandaka disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur dan menetap di hutan Batur Agung, sebuah hutan sebelah barat daya dari Batu Raden.
Kegemaran dari adipatih Kadipaten Pasir Luhur adalah berburu. Pada suatu hari adipatih dan semua keluarganya pergi berburu, tiba-tiba bertemulah rombongan pemburu itu dengan seekor Lutung yang sangat besar dan jinak. Akhirnya di tangkaplah Lutung tersebut hidup-hidup. Sewaktu Lutung itu akan dibawa pulang, tiba-tiba datanglah Rekajaya dan mengaku bahwa Lutung itu adalah Lutung peliharaannya, dan mengatakan bersedia membantu merawatnya jika Lutung itu akan dipelihara di Kadipaten Pasir Luhur. Dan permohonan Rekajaya itu pun dikabulkan oleh sang adipati.
Setelah sampai di Kadipaten Pasir Luhur, para putri saling berebut ingin memelihara Lutung tersebut. Selama itupula Lutung tersebut tidak mau dikasih makan oleh siapapun juga. Akhirnya oleh Adipati Pasir Luhur, Lutung tersebut disayembarakan. Isi sayembara itu adalah barangsiapa dari para puterinya yang dapat memberi makan sang Lutung, maka dialah yang berhak memelihara Lutung tersebut. Dalam sayembara itu ternyata makanan yang diterima oleh Lutung tersebut hanyalah makanan yang diberikan oleh Dewi Ciptoroso. Maka Lutung Kasarung itupun menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Pada malam hari Lutung Kasarung alias Arya Kamandaka tersebut berubah wujud aslinya menjadi Arya Kamandaka. Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari Ia berubah lagi kembali menjadi Lutung Kasarung. Maka keadaan Dewi Ciptoroso kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani Lutung Kasarung alias Arya Kamandaka yang dicintainya.
Pada suatu hari ada seorang penguasa dari Nusa Kambangan bernama Prabu Pule Bahas menyuruh patihnya untuk meminang Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila pinangannya pada Dewi Ciptoroso ditolak, maka Ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur. Atas permintaan dari Lutung Kasarung, maka pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Raja Pule Bahas agar pinangannya itu diterima oleh Dewi Ciptoroso. Salah satunya ialah dalam pertemuan para calon pengantin nanti, maka Lutung Kasarung harus turut mendampingi Dewi Ciporoso. Pada waktu pertemuan para calon pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang mendampingi Dewi Ciptoroso. Hal ini menyebabkan Raja Pule Bahas marah dan memukul Lutung Kasarung yang memang telah siap bertarung melawan Raja Pule Bahas.
Pertarungan yang terjadi antara Raja Pule Bahas melawan Lutung Kasarung terjadi sangat seru. Namun karena kesaktian Lutung Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur setelah dicekik dan digigit oleh Lutung Kasarung. Ketika Raja Pule Bahas telah gugur, Lutung Kasarung pun kemudian menjelma menjadi Arya Kamandaka dan langsung mengenakan pakaian kebesaran kerajaan pajajaran dan mengatakan bahwa namanya yang sebenarnya adalah Raden Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui kalau Arya Kamandaka adalah Raden Banyak Cotro dan adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari Kerajaan Pajajaran, akhirnya Ia dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.
Karena Raden Kamandaka sudah cacat terkena Keris Kujang Pamungkas sewaktu bertarung melawan adiknya yang menyamar sebagai Silihwarni, maka dia tidak dapat lagi menggantikan ayahandanya menjadi Raja di Pajajaran. Karena tradisi Kerajaan Pajajaran, bahwa setiap putra mahkota yang akan menggantikan posisi raja tidak boleh cacat terkena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah Ia dinikahkan dengan Dewi Ciptoroso, Arya Kamandaka menjadi Adipatih di Pasir Luhur menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak Blabur adiknya.
Itulah kisah Lutung Kasarung, yang sebenarnya cerita tersebut terjadi di wilayah Jawa Tengah tepatnya di Banyumas, karena Kerajaan Pasir Luhur berada di sekitar wilayah Purwokerto. Kebetulan Goa Jatijajar ada dalam cerita tersebut. Pada waktu itu Wilayah Gombong sampai dengan Sungai LukUlo menjadi kekuasaan Kerajaan Pajajaran, sedang sebelah timur Sungai LukUlo termasuk kota Kebumen menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Asal crita Lutung Kasarung tidak jadi soal, yang penting sudahkah Anda singgah di Goa Jaijajar. Anda akan di suguhi panorama alam yang luar biasa dengan di bumbuhi Biorama cerita Arya Kamandoko. Untuk fasilitas tempat jangan kuatir Pemda Kebumen sudah menatanya dengan rapi demi kenyamanan kedatangan Anda semua.

Kamis, 10 Maret 2016

Makanan khas Kuningan

Yuk Cicipi Lezatnya 12 Kuliner Khas Kuningan Ini!

 

Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Walaupun lokasinya tidak terlalu jauh dari Cirebon, namun berbeda dengan Cirebon yang hawanya panas, Kuningan memiliki hawa yang sejuk. Hawa sejuk Kuningan inilah yang membuat Kuningan sangat potensial untuk menjadi destinasi liburan. Bukan hanya sekedar berwisata sembari menikmati hawa yang sejuk, Kuningan pun memiliki berbagai kuliner lezat yang harus Anda cicipi! Klikers, berikut 12 kuliner khas Kuningan rekomendasi dari kami:

1. Hucap

hucap
Hucap
Hucap adalah singkatan dari tahu kecap. Hucap merupakan kuliner khas Kuningan yang penyajiannya mirip dengan ketoprak atau kupat tahu. Bahan-bahan yang digunakan dalam seporsi hucap antara lain adalah tahu goreng, bumbu kecap, kuah kacang, dan kupat. Hucap yang dinikmati dengan bumbu kacang kental ini memiliki citarasa yang lebih manis dibandingkan kupat tahu karena menggunakan kecap.

2. Nasi kasreng

nasi kasreng
nasi kasreng
Bagi masyarakat Kuningan khususnya yang berada di daerah Luragung, nasi kasreng merupakan salah satu hidangan favorit yang murah meriah. Nasi kasreng ini merupakan nasi yang dibungkus seperti nasi kucing dan disantap dengan aneka lauk-pauk. Lauk pauknya antara lain adalah: goreng ikan paray, pepes ikan paray, sambal, lalapan toge, gorengan, rebon, dan lainnya. Nasi kasreng dapat Anda temui di warung-warung di wilayah Kecamatan Luragung.

3. Sop buntut bakar

Buntut bakar Saung lesehan Kuningan
Buntut bakar Saung lesehan Kuningan
Sop buntut bakar adalah salah satu kuliner khas Kuningan yang dijamin bakal bikin Klikers ketagihan. Buntut sapi yang telah diolesi mentega dipanggang hingga kecoklatan. Buntut bakar ini lalu disajian dengan kuah kaldu yang gurih. Sangat lezat untuk disantap saat masih hangat. Anda dapat menikmati sop buntut bakar ini di Saung Lesehan Kuningan, Jalan Raya Kuningan – Cirebon, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana.

4. Ketempling

ketempling
Ketempling
Ketempling adalah camilan khas Kuningan sejenig gemblong yang terbuat dari bahan dasar singkong. Ketempling ini memiliki bentuk bulat kembung dan kosong di bagian tengahnya. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah menjadikan ketempling sebagai teman yang pas untuk menyantap bakso, mie, ataupun soto.

5. Tahu Lamping /Tahu Kopeci

tahu lamping
tahu lamping
Tahu lamping (atau dikenal juga sebagai tahu kopeci) adalah tahu asli Kuningan. Kuliner khas Kuningan yang satu ini konon lebih lezat daripada tahu sumedang. Tahu lamping ini memiliki bagian dalam yang padat dan halus. Rasanya gurih. Adapun pemberian nama ‘lamping’ ini merujuk pada lokasi awal pembuatan tahu lamping/tahu kopeci, yaitu di lamping (pinggir) Gunung Ciremai.

6. Kwecang

kwecang
Kwecang
Boleh dibilang kwecang ini adalah bakcang versi Kuningan. Kwecang yang bentuknya mirip bakcang ini terbuat dari beras ketan yang dipadatkan, dicampur dengan air apu, lalu dibungkus dengan daun bambu sehingga aromanya khas. Kwecang ini sangat nikmat untuk disantap bersama ketempling, gemblong, dan keripik khas Kuningan lainnya.

7. Rujak kangkung

Rujak Kangkung
Rujak Kangkung
Salah satu kuliner khas Kuningan yang cukup unik adalah rujak kangkung. Jika biasanya yang dirujak adalah buah-buahan, maka ini yang dirujak adalah kangkung. Daun kangkung yang direbus dinikmati dengan bumbu rujak. Bumbu rujaknya menggunakan campuran gula merah, terasi, tomat merah, asam jawa dan cabe rawit sehingga rasanya sangat pedas sekaligus menyegarkan. Rujak kangkung ini rasanya memang lebih pedas dibandingkan rujak pada umumnya, terutama karena tekstur kangkung yang tidak berair seperti buah-buahan. Tapi, rujak kangkung ini bikin ketagihan, lho!

8. Papais

papais
papais bugis
Papais merupakan olahan kuliner khas Kuningan yang berbahan dasar beras ketan atau ketela pohon yang dibungkus daun pisang. Untuk papais yang terbuat dari beras ketan ada papais bugis yang berisi adonan parutan kelapa dan gula aren, ada juga papais monyong yang berbentuk kerucut dengan isi enten kacang hijau. Ada juga papais koci yang berwarna hijau dengan enten gula merah dan parutan kelapa. Ada pula papais yang terbuat dari ketela pohon, yaitu nagasari yang diberi isian buah pisang. Ada juga papais tanpa isi yang bercitarasa asin.

9. Kue Satu Kacang Hijau

kue satu kacang ijo
Kue satu kacang ijo
Kue satu kacang hijau merupakan penganan khas Kuningan yang terbuat dari kacang hijau yang disangrai lalu dihaluskan dan dicampurkan dengan gula halus kemudian dicetak.

10. Peuyeum ketan

peuyeum ketan
peuyeum ketan
Berbeda dengan peuyeum bandung yang terbuat dari singkong yang difermentasikan, peuyeum khas Kuningan terbuat dari beras ketan. Biasanya yang digunakan adalah beras ketan putih, namun ad jug yang menggunakan beras ketan merah. Beras ketan yang sudah dikukus difermentasikan dengan ragi dan dibungkus dengan daun jambu. Rasa dan aromanya sangat unik. Peuyeum ketan kuningan ini biasanya berwarna kehijauan. Warna hijau ini didapat dari bahan tambahan daun katuk. Selain membuat tampilan peuyeum ketan berwarna kehijauan, daun katuk juga membuat peuyeum tak gampang berair.

11. Keripik gadung

keripik gadung
keripik gadung
Keripik gadung merupakan keripik khas Kuningan yang terbuat dari umbi gadung. Tanaman gadung (Discorea hispida) memang banyak tumbuh di perkebunan di Kuningan. Gadung harus diolah dengan benar, karena jika tidak gadung dapat beracun. Untuk menghilangkan racun dari umbi gadung, umbi gadung yang sudah dibersihkan dan diiris tipis harus diperam dengan abu lalu dijemur. Setelah dijemur, keripik gadung dicuci bersih lalu dijemur lagi hingga kering lalu digoreng. Keripik gadung memiliki citarasa gurih dengan aroma bawang. Keripik gadung memiliki tekstur yang tidak terlalu keras dibandingkan keripik ubi ataupun keripik singkong. Namun, karena pengolahannya yang sulit, keripik gadung tidak terlalu mudah ditemui.

12. Kopi Luwak Linggarjati

kopi luwak linggarjati
Kopi Luwak linggarjati
Anda penggemar kopi? Jangan lupa untuk membeli kopi luwak linggarjati saat bertandang ke Kuningan. Kopi luwak linggarjati ini diolah dari biji kopi yang sudah ditelan luwak yang sengaja dibudidayakan di sekitar Gunung Ciremai, tepatnya di daerah Linggarjati.

Tempat Wisata Kuliner di Bandung Terfavorit dan Terpopuler

Daftar Tempat Wisata Kuliner Bandung Terfavorit dan Terpopuler

  1. Sapu Lidi
sapu lidi
Untuk tempat wisata kuliner Bandung terfavorit yang pertama adalah sebuah tempat makanan dan penginapan yang ada di daerah Lembang. Dengan anda berkunjung ke tempat yang sangat luar biasa dengan suasana pedesaan yang sejuk dan asri ini di harapkan dapat memberikan pengalaman makan tersendiri bagi anda.
Di tempat wisata kuliner Bandung Sapu Lidi ini anda akan makan di tempat berupa saung yang dekat dengan sawah. Makanan sunda dan juga makanan kelas Eropa bisa anda nikmati di tempat wisata kuliner Bandung Sapu Lidi ini.
  1. Raja Rasa
raja rasa
Jika anda merupakan salah satu orang yang gemar dengan makanan yang berbau seafood, maka anda harus dan wajib untuk mengunjungi tempat wisata kuliner Bandung yang bernama Raja Rasa ini. Di Restauran Raja Rasa ini menawarkan paket makanan personal dan juga menawarkan makanan paket sampai dengan 4 orang.
Beberapa menu yang bisa anda dapatkan di tempat wisata kuliner Bandung Raja Rasa ini adalah seperti misalkan saja Gurame Bakar Jimbaran, Krapu Saus Kecap, Kangkung Hotplate, Kerang Hijau, Sop Iga, Sup Kepiting dan juga Ayam Bakar. Jika anda tertarik dengan tempat wisata kuliner di Bandung yang satu ini silahkan anda menuju Jalan Setra Ria Bandung.
  1. Nasi Kalong
nasi kalong
Tempat makan atau kuliner Bandung yang ketiga ini termasuk tempat kuliner populer di Bandung. Sesuai dengan namanya, tempat wisata kuliner Bandung Nasi Kalong ini buka mulai pukul 7 malam sampai dengan dini hari. Para pelanggannya biasanya orang-orang yang suka berburu makanan di malam hari.
Buka di Jalan RE Martadinata, tempat wisata kuliner Bandung Nasi Kalong ini akan memberikan berbagai aneka lauk pauk dengan nasi hitam yang sebenarnya adalah nasi merah yang di masak bersama kluwek dan di tambahi dengan kelapa parut goreng, ccabai, bawang merah dan bumbu-bumbu yang lainnya.
  1. Iga Bakar Si Jangkung
Iga Bakar Si Jangkung
Untuk tempat kuliner Bandung terbaik selanjutnya adalah sebuah tempat makan di Bandung yang di beri nama Iga Bakar Si Jangkung. Sedikit berbeda sajiannya dengan restoran lainnya, di tempat wisata kuliner Bandung Iga Bakar Si Jangkung dalam sajian Iga Bakarnya anda tidak akan menemukan sama sekali tulang di piring anda.
Buka di Jalan Cipaganti Bandung, tempat wisata kuliner Bandung Iga Bakar Si Jangkung ini memuaskan para pelanggannya dengan rasa daging yang gurih bercampur dengan rasa yang agak manis. Beberapa topping yang bisa anda pilih adalah Tomat, Cabe Rawit dan juga Bawang Merah.
  1. Rumah Sosis
Rumah Sosis
Wisata kuliner di Kota Bandung yang kelima dan merupakan tempat makan yang populer di Bandung ini adalah Rumah Sosis, Tentunya tempat makan yang satu ini akan sangat cocok apa bila di kunjungi bersama dengan keluarga, karena Rumah sosis mempunyai konsep “Eat, Swim, Play”.
Makanan utama di tempat wisata kuliner Bandung Rumah Sosis ini adalah Sosis. Anda bisa memilih berbagai varian rasa seperti sosis sapi, ayam, ikan dan yang lainnya. Akan tetapi bagi anda yang kurang berselera dengan sosis maka anda bisa memilih makanan sajian alternatif seperti misalkan chiken katsu, nasi liwet dan juga nasi goreng.
  1. Yoghurt Cisangkuy
Yoghurt Cisangkuy
Tempat makan paling enak di Bandung lainnya adalah Yoghurt Cisangkuy yang beralamatkan di Jalan Cisangkuy no 85. Tentunya akan sangat menarik jika kita nongkrong bersama teman dengan sajian yang di tawarkan adalah menu-menu makanan sehat.
Anda dapat memilih varian rasa yang bisa anda nikmati misalkan saja seperti rasa strawberry, coklat, anggur, moka dan lecci. Tentu saja tempat wisata kuliner Bandung Yoghurt Cisangkuy ini menawarkan menu dengan harga yang terjangkau yakni hanya dengan Rp. 9.500 saja anda sudah bisa menikmati menu sehat.
  1. Maja House
Maja House
Untuk tempat wisata kuliner di Bandung yang ke tujuh dan merupakan salah satu tempat wisata yang populer ini anda bisa menikmati menu sajian dengan menikmati keindahan alam di Kota Bandung. Beberapa cabang dari Maja House ini telah tersebar di beberapa kota misalkan seperti Kota Jakarta.
Saat menyantap makanan di tempat wisata kuliner Bandung Maja House ini anda juga di berikan fasilitas seperti selimut dan kasur untuk kenyamanan anda. Jika anda tertarik dengan menu sajian dan fasilitas yang di tawarkan, segera merapat ke Jalan Sersan Bajuri no 72 Bandung.
  1. Atmosphere Resort Cafe
Atmosphere Resort Cafe
Apa bila anda bosan dengan suasana makan yang begitu-begitu saja, silahkan anda segera merapat ke salah satu tempat wisata kuliner Bandung terpopuler Atmosphere Resort Cafe yang sangat erat dengan suasana Eropa akan tetapi mempunyai konsep tempat duduk yang lesehan.
Bahkan tempat wisata kuliner di Kota Bandung ini mampu menampung kapasitas orang sampai dengan 650, tentu merupakan sebuah tempat yang layak di kunjungi bersama dengan keluarga tercinta. Jika anda merupakan seorang penggemar steak, rasanya anda akan sangat pas sekali apabila berkunjung ke Atmosphere Resort Cafe ini, karena menu andalan mereka adalah Steak.

  1. Kampung Daun
Kampung Daun
Rekomendasi tempat wisata kuliner Bandung yang ke sembilan ini adalah sebuah tempat makan yang berada di Jalan Sersan Bajuri Bandung yang memberikan fasilitas nuansa yang romantis saat anda berkunjung ke Kampung Daun pada malam hari, hal ini di karenakan pencahayaannya yang canggih.
Beberapa menu yang bisa anda nikmati di tempat wisata kuliner Bandung Kampung Daun ini adalah batagor, gurame bakar, bebek bakar, nasi bakar, surabi, nasi liwet dan juga beberapa makanan atau sajian yang lainnya. Terlebih lagi anda akan menikmati suasana pedesaan saat berkunjung ke tempat wisata kuliner Bandung Kampung Daun ini.
  1. Pino Pizza
pino pizza
Untuk tempat wisata kuliner Bandung terbaik yang terakhir akan kita bahas ini adalah sebuah tempat makan yang menyajikan menu seperti pizza, pasta, salad dengan harga yang terjangkau. Dan tempat makan ini biasa di sebut dengan Pino Pizza.
Dengan harga mulai dari Rp. 45.000, anda sudah bisa menikmati sajian yang ada di tempat wisata kuliner Bandung Pino Pizza ini. Tentunya tempat ini merupakan tempat yang asik jika di sambangi dengan orang tercinta.
  1. Nasi Goreng Mafia
Nasi Goreng Mafia
Kuliner bandung yang selanjutnya adalah sebuah tempat makan dengan menu utama nasi goreng yang cabangnya sudah tersebar di berbagai kota-kota besar. Nasi goreng mafia adalah sebuah tempat makan yang beberapa cabangnya berada di Jalan Jalaprang 24, Jalan Purwakarta 28, Jalan Dipati Ukur 51, Jalan Tjikoetra 198 dan masih banyak cabang dari Nasi Goreng Mafia lainnya yang bisa anda kunjungi untuk mencicipi nasi gorengnya yang gurih.
Berbagai macam menu nasi goreng yang di sajikan di Nasi Goreng Mafia ini seperti misalkan Nasi Goreng Triad, Nasi Goreng, God Father, Nasi Goreng Gangster dan jenis nasi goreng yang lainnya. Anda juga bisa memilih level untuk tingkat pedasnya sesuai dengan selera anda. Menu utama dari Nasi Goreng Mafia ini adalah sajian Nasi goreng Preman yang rasanya khas dengan racikan rempah kencurnya dan di jamin rasa dari kuliner bandung nasi goreng mafia ini sangat cocok dengan selera orang Indonesia.
  1. Jigoku Ramen
Jigoku Ramen
Wisata kuliner di Kota Bandung yang berikutnya adalah Jigoku Ramen yang merupakan salah satu tempat makan yang menjadi rekomendasi untuk anda pencinta kuliner bandung. Di tempat yang bernama Jigoku Ramen ini sajian makanan ala negara Jepang yang di olah secara khas Priangan. Anda bisa datang ke Jalan Cikutra No. 143 untuk mendapatkan sajian dari Jigoku Ramen yang tentunya makanan yang ada di sana di banderol dengan harga yang terjangkau dan murah.
Di Jigoku Ramen ini semua olehan mie di buat secara manual dengan menggunakan tangan tanpa menggunakan alat atau mesin pembuat mie sama sekali dan kerennya adalah mie yang di buat adalah mie yang tidak menggunakan pewarna. Beberapa menu yang ada di Jigoku Ramen ini seperti misalkan Jigoku Ramen Original, Jigoku Ramen Sausage Beef Frank, Jigoku Ramen Chicken Terriyaki, Jigoku Ramen Sirloin Blavia, Jigoku Ramen Ebi Furai, Jigoku Ramen Meat Ball with BBQ Sauce, King Of Jigoku Ramen dan masih banyak menu ramen lainnya yang bisa anda nikmati.
  1. Warunk Upnormal
Warunk Upnormal
Ada lagi tempat makan di bandung paling enak yang bernama Warunk Upnormal yang berdiri atau berlokasi di Jalan Cihampelas 74 dan Jalan Suci 73. Dan kuliner bandung yang satu ini sudah sangat populer di kalangan anak muda, hal ini di karenakan Warunk Upnormal ini merupakan salah satu tempat makan di Bandung yang kreatif dan penuh inovasi. Berbagai fasilitas bisa anda dapatkan di Warunk Upnormal, bahkan sambil meunggu pesanan anda juga bisa bermain monopoli.
Beberapa menu di Warunk Upnormal seperti Roti bakar green tea dan indomie upnormal yang tentu saja menjadi andalan dari Warunk Upnormal ini. Berbagai olahan yang berbahan dasar indomie ada di sini dan hadir dengan berbagai varian yang tentu saja tidak membuat para pelanggan Warunk Upnormal bosan. Di tambah lagi ada pula menu susu yang di padukan dengan berbagai rasa, menu nasi dan juga berbagai aneka kopi.
  1. Waroeng Setiabudhi
Waroeng Setiabudhi
Jika anda ingin berkunjung kesebuah tempat yang enak untuk nongkrong bersama dengan teman-teman atau membawa pacar anda untuk berkencan, salah satu tempat kuliner di sekitar bandung yang di rekomendasikan adalah Waroeng Setiabudhi. Yakni sebuah kuliner bandung yang sangat cocok untuk anak muda dan bertempat atau berlokasi di Jalan Setiabudhi No. 175. Menu andalan dari Waroeng Setiabudhi ini adalah surabi yang di buat dengan cara yang sangat tradisional yakni dengna tungku arang yang terbuat dari tanah liat.
Berbagai pilihan rasa surabi yang bisa anda dapatkan di Waroeng Setiabudhi ini seperti misalkan Surabi Keju Coklat, Surabi Ayam Mayonaise dan masih banyak pilihan rasa lainnya. Terlebih lagi anda akan nyaman di Waroeng Setiabudhi ini karena nuansa tempat yang kayu-kayuan akan membuat anda betah. Terkadang di Waroeng Setiabudhi juga terdapat acara musik akustik yang tentu saja membuat acara makan anda lebih dramatis.
  1. Warung Nasi Ibu Imas
Warung Nasi Ibu Imas
Salah satu tempat kuliner bandung yang tentu saja sangat erat kaitannya dengan makanan khas sunda yang nama tempat makannya adalah Warung Nasi Ibu Imas. Dan Warung Nasi Ibu Imas ini saat ini berdiri di Jalan Pungkur No. 81, kemudian berbeda dengan rumah makan yang biasanya, Warung Nasi Ibu Imas ini di buka 24 jam yang tentunya akan selalu setia memberikan sajian atau menu andalannya.
Dan ada beberapa menu andalan di Warung Nasi Ibu Imas ini seperti misalkan karedok leunca, ayam bakar dan beberapa menu yang lainnya. Jika anda ingin mempunyai variasi lauk untuk menu andalan Warung Nasi Ibu Imas ini, anda juga bisa menambahkan berbagai lauk seperti empal, paru, usus, udang dan lainnya. Jadi bagi para pencinta masakan sunda, tidak ada salahnya untuk anda segera mencoba sajian menu di Warung Nasi Ibu Imas ini.
  1. Sate Pak Gino
Sate Pak Gino
Tempat wisata kuliner Bandung yang selanjutnya adalah sebuah tempat atau rumah makan yang menu utamanya menyajikan sate berbahan dasar daging kambing yang sangat lezat. Tempat makan tersebut di beri nama Sate Pak Gino oleh pemiliknya yang merupakan sebuah tempat makan spesialis daging kambing yang ada di Kota Bandung dan Sate Pak Gino ini beralamatkan di Jalan Sunda No 70, Bandung.
Beberapa menu lain yang bisa anda dapatkan di Sate Pak Gino ini adalah seperti tongseng kambing, sate buntel, sop kambing, nasi goreng kambing, gule kambing dan masih banyak makanan enak lainnya di tempat ini. Olahan daging kambing di tempat makan di Bandung yang bernama Sate Pak Gino ini akan sangat selaras dengan nasi putih yang pulen di sajikan secara bersamaan. Sate Pak Gino ternyata juga membuka cabang yakni di Jalan Supratman 104 dan juga Jalan Ahmad Yani 361.


 Nah guys, barangkali kita berkunjung ke bandung,tidak ada salahnya kita mencoba makanan yang sudah sejak dulu terkenal di daerah bandung. :)